Subscribe Us

Responsive Advertisement

Advertisement

SEMERU

 

Salah satu resiko yang dapat terjadi pada korban bencana yang masih hidup adalah trauma kejiwaan akibat tekanan mental atas cobaan berat yang menimpa diri mereka. Bentuk trauma jiwa tersebut dapat berupa gangguan stress pasca trauma atau post traumatic stress disorder.

Dari banyaknya organisasi memberikan bantuan pasca bencana alam, yang terlihat mungkin hanya berupa bantuan fisik, seperti bantuan makanan, penampungan, baju dan bantuan-bantuan lain. Pada saat yang sama, sebenarnya, korban juga membutuhkan bantuan kesehatan mental dan pemulihan perekonomian. Hal inilah yang kadang luput dari perhatian.

Oleh sebab itu, trauma healing sangatlah penting, melihat banyak dari korban bencana alam mengalami trauma dan ketakutan yang berlebih ketika mendengar suara-suara yang menyerupai gaung, getaran, atau semacamnya. Trauma healing sendiri diutamakan pada anak-anak dan lansia, yang biasanya mengalami trauma paling kuat, baik stres maupun depresi.

Pemulihan perekonomian tak kalah penting. Ini adalah sumbu kehidupan masyarakat. hilangnya nyawa dan aset berharga tentu berdampak pada “timpangnya” (bahkan “lumpuhnya”) perekonomian korban bencana. Oleh sebab itu, faktor ini juga harus diperhatikan, diarahkan dan dipulihkan.

Agenda Perdana

Pada tanggal 21-23 Januari 2022, LPPM STAI YPBWI Surabaya telah melakukan trauma healing untuk membantu korban erupsi gunung Semeru di Desa Supiturang Kecamatan Pronojiwo Lumajang. Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi bahkan menghilangkan gangguan psikologis yang sedang dialami yang diakibatkan syok pasca-erupsi.

Sebagai tindakan lanjutan, kami melakukan penyuluhan ketrampilan dan kewirausahaan dijadikan sebagai edukasi bagi masyarakat. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari upaya pemulihan sektor perekonomian kami lakukan seiring “lumpuhnya” roda ekonomi masyarakat pasca erupsi Semeru. 

Pengabdian kepada masyarakat (PkM) di kaki gunung Semeru ini adalah wujud nyata kepedulian LPPM STAI YPBWI dalam meningkatkan kepekaan sosial. PkM ini adalah PkM pertama lembaga ini. Meski semula mengalami kendala, namun kegiatan ini memiliki kesan tersendiri. 

Problem

Sebagaimana lumrah, di setiap bencana selalu ada dampak bagi masyarakat. Erupsi puncak tertinggi pulau Jawa tahun ini adalah yang terparah. Selain “mengubur” beberapa desa, yang menyebabkan korban jiwa dan aset keluarga. Guncangan Semeru dan aliran laharnya merobohkan Jembatan Perak; penghubung Lumajang Barat dengan pusat kota (bahkan kota lain seperti Jember).

Secara psikis, masyarakat mengalami trauma berat. Masyarakat terdampak mengalami trauma dan ketakutan yang mencekam. Korban yang telah mengungsi enggan kembali. Mereka lebih memilih tetap tinggal di tempat yang lebih aman.

Sementara, di bidang ekonomi, tentu mengalami “kelumpuhan” - meski tidak total, tapi sudah kronis. Sebagian besar masyarakat menggantungkan diri pada hasil pertanian dan perkebunan. Sebagian lagi, pada tambang pasir. Jika daerah sudah “digulung” lahar, tentu problem sosial tidak dapat dielakkan.

Solusi

Di balik masalah yang mendera korban erupsi, tentu harus dicari beberapa solusi. Sebagai sebuah badan yang masih berusia “seumur jagung”, LPPM STAI YPBWI Surabaya berupaya untuk menjadi bagian institusi sekaligus masyarakat. Itu sebabnya kami mengusung semangat: “Berbakti untuk Negeri, Bersinergi dengan Masyarakat”. Sebagai bentuk empati, kami telah melaksanakan beberapa kegiatan yang menjadi solusi pasca erupsi. Kegiatan tersebut di antaranya:

Pertamatrauma healing pada anak-anak. Kegiatan ini membantu korban erupsi gunung Semeru untuk mengurangi bahkan menghilangkan gangguan psikologis yang sedang dialami yang diakibatkan syok atau trauma. Ansori (koordinator PkM LPPM STAI YPBWI Surabaya) menjadi fasilitator kegiatan ini. Dengan metode mendongeng dan media boneka, anak-anak terhibur dan tertawa.

Keduatrauma healing berbasis pendidikan spiritual. Tidak dapat dipungkiri, kehilangan harta hingga keluarga, selain menyebabkan trauma, juga berdampak pada melemahnya spiritualitas. Oleh sebab itu, kegiatan yang dipandu tim LPPM dan relawan ini bertujuan untuk mengurangi bahkan menghilangkan trauma dengan pendekatan agama. 

Ketiga, penyuluhan tata boga. Sebagai upaya membangkitkan perekonomian masyarakat, kami memberikan pengetahuan dan keterampilan memasak makanan dan kue sebagai pemberdayaan masyarakat. Nur Fatimah (perwakilan YPBWI Jawa Timur) dan Habibah (mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah STAI YPBWI Surabaya) menjadi ”masterchef” bagi kalangan ibu-ibu dan remaja.

Keempat, pelatihan keterampilan / kerajinan tangan. Serupa kegiatan sebelumnya, kegiatan yang difasilitasi oleh M. Sofiyuddin (mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah STAI YPBWI Surabaya) ini adalah upaya mengedukasi masyarakat dengan membuat kerajinan tangan yang dapat dijadikan mata pencaharian opsional.

Kelima, bakti sosial. Untuk melakukan kegiatan ini, kami berkoordinasi dengan warga dan tokoh masyarakat setempat. Dengan begitu, kami mengetahui masyarakat yang benar-benar membutuhkan. Sehingga, pemberian santunan berupa logistik dan dana tepat sasaran.


*****************************

Akhirnya, kami bersyukur, alhamdulillah! Kegiatan PkM Semeru terlaksana; dapat diakatakan berhasil dan bermakna. Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang mendukung kegiatan ini, mulai dari pimpinan STAI YPBWI Surabaya, Yayasan, BEM, donatur, dan relawan. Tak lupa, kami sampaikan terima kasih kepada beberapa anggota LPPM yang belum bisa ikut tapi berperan serta.

Salam hormat,

LPPM STAI YPBWI Surabaya

 


Post a Comment

2 Comments

  1. Terimakasih pak zaini.sudah membuat tulisan ini.semoga LPPM STAI YPBWI SURABAYA terus berlanjut.. 🙏

    ReplyDelete
  2. Terimah kasih tadz Zaini atas empatinya terhadap dampak semeru hingga terwujud tulisan ini, semoga Allah Azza wa Jalla izinkan kita yg kedua untuk semeru, bersama Allah pasti bisa,semangat team pkm LPPM,semangat 👍

    ReplyDelete

FAHRUDDIN FAIZ