Subscribe Us

Responsive Advertisement

Advertisement

NYOCOK'AGIH ROBEH



"Nyocok’agih robeh" atau mencocokkan wajah adalah sebuah "guyonan" khas orang Madura
. Guyonan ini terlontar ketika kita berkunjung ke Kebun Binatang atau "zoo" dalam bahasa "Madura Timur".
Ya, guyonan yang menggelitik tapi filosofis. Menggelitik karena setiap bercerita tentang liburan di KBS, kita tidak berhenti cekakaan. Lho, kok filosofis? Mari kita berfikir, kata Rocky Gerung; seorang yang kini sedang naik daun.
Kita sebagai manusia dalam filsafat Islam kerap disebut dengan hayawanun natiq (hewan yang berpikir). Struktur anatomi tubuh kita disebut mirip dengan beberapa hewan, sebut saja kera.
Maka tidak heran jika Charles Darwin melambungkan teori bahwa asal manusia adalah kera. Saya kira tidak adil jika teori ini dikaitkan dengan dogma agama. Karena pasti salah, haram, bahkan kapir!
Oleh sebab itu, kita teropong teori Darwin dalam sudut pandang sains. Kita tarik guyonan orang Madura tentang KBS dalam sudut pandang filosofis.
Dalam al Qur'an yang agung itu, kita kenal tiga istilah tentang manusia; al basyar, al insan dan an nas.
Pertama, al basyar, istilah yang memandang bahwa manusia adalah mahluk biologis dengan struktur yang demikian rumit. Secara anatomis, manusia mirip dengan hewan, mulai kepala, tubuh, tangan, kaki, bahkan naluri.
Kedua, al insan. Adalah istilah yang mengungkap bahwa manusia adalah makhluk psikologis - yang mempunyai kecenderungan berpikir, berkehendak, dan diselimuti nafsu. Inilah yang membuat manusia berkembang dari sekian zaman.
Ketiga, an nas. Adalah pengkhususan pada manusia yang mempunyai kemampuan untuk berinteraksi, bersosialisasi dan berasosiasi dengan manusia lain, hewan dan alam.
Inilah hakikat manusia; makhluk yang memanusiakan manusia. Ia adalah pengganti Tuhan, tapi bukan "penguasa" alam. Saya lebih sepakat manusia adalah bagian dari alam.
Kalau boleh saya "genit". Ternyata tiga istilah tersebut mirip dengan teori psikoanalisisnya Sigmund Freud. Ia membaginya dengan istilah : Id, Ego dan Superego. Barangkali saya hanya "genit". Tapi ini menarik untuk dikaji.
Kembali pada "nyocok’agih robeh". Saya kembali cekakaan: hahaha.. hehehe.. heuheuheu.. bahkan kwkkwkwkwkwk. Ini adalah liburan sekaligus hiburan. Sederhana tapi kaya akan makna. Ini adalah bukti bahwa Tuhan Maha Asyik.



Post a Comment

0 Comments

FAHRUDDIN FAIZ