Subscribe Us

Responsive Advertisement

Advertisement

KITA


Sejatinya, pendidikan merupakan konsepsi tentang ”pemanusiaan, kemerdekaan, dan kesederajatan” yang mencakup semua orang. Itu sebabnya pendidikan melahirkan sebuah kerangka yang menyebut: ”memanusiakan manusia”.
Pendidikan menyuarakan tuntutan universal. Seperti kaum buruh dalam "sabda" Marx: proletariat adalah sebuah kelas - yang dari situasinya yang terbatas - mengusahakan pembebasan tanpa batas. Dalam hal ini, pendidikan adalah humanisme universal.
Semangat universal ini membuat pendidikan menjadi proses tanpa tepi. Karena bukan ”aku berontak, maka aku ada”, namun, seperti kata Camus: ”aku berontak, maka kita ada”.
Dalam gramatika Indonesia, ”kita” lebih inklusif daripada ”kami”. Jika pengertian ”kita” lebih menggugah daripada ”aku” atau ”kami”, itu karena subyek tersebut mengindahkan manusia yang sederajat.
Dari sini, diharapkan potensi manusia lahir dan berkembang. Itu sebabnya pendidikan lebih erat pada sebuah proses, bukan hasil. Ia adalah elemen yang mengkonversi ”aku/kami” menjadi ”kita" yang harus sama dan adil. Dengan kata lain, subyek yang berontak itu harus mencakup semua.

#Keterangan: Gambar ini adalah bagian "tradisi" pendidikan era milenial. Ini adalah "bid'ah" yang menggugah, juga indah. 😃


Post a Comment

0 Comments

FAHRUDDIN FAIZ